Berbicara Kebaikan atau Diam
"Perspektif"
Berbicara Kebaikan atau Diam
Kelebihan manusia dibandingkan dengan makhluk lainnya adalah diberikan kelancaran berbicara menyampaikan apa yang dipikirkan dengan lisan, kebahagiaan akan diperoleh ketika dapat mengungkapkan berbagai perasaan yang terpendam di hati dengan seseorang yang memahami dan mengerti dirinya.
Banyak diantara kita setiap waktunya dihabiskan untuk berbicara dan mengobrol berbagai topik dan tema dengan penuh semangat agar pembicaraan kita di dengarkan dan menjadi pusat perhatian orang, terkadang pembicaraan dan obrolan kita dibumbui dengan cerita dan karangan palsu untuk meyakinkan teman bicara bicaranya.
Kepandaian berbicara dimanfaatkan untuk hal-hal negatif, seperti menipu orang lain, menyakiti perasaan orang, berbohong, memfitnah dan berbicara hal yang kotor dan jorok lainnya tanpa memikirkan akibat yang akan ditimbulkan dari pembicaraan tersebut.
Padahal sejatinya lisan yang Allah SWT berikan kepada kita diperintahkan untuk berbicara hal-hal yang baik dan positif, mengajak kepada kebaikan dan kebenaran dimanapun dan kapanpun seseorang berada. Agama mengajak kita untuk berbicara yang baik, kalau tidak dapat berbicara yang baik, lebih baik diam.
Setiap kata dan kalimat yang kita ucapkan akan
diminta pertanggungjawabannya dihadapan Allah SWT kelak di akhirat, untuk itu
mulailah dari sekarang kita berniat untuk berbicara hal-hal yang baik dan
positif kepada siapa saja dan dimana saja dan apabila kita belum mampu bisa
bicara yang baik, maka diam lebih baik daripada berbicara namun keburukan yang
dibicarakan.
16 Safar 1442 H /
4 Oktober 2020
Komentar
Posting Komentar
(Dimohon mengisi komentar demi perbaikan)