MEMBUMIKAN PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH
MEMBUMIKAN
PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH
Oleh : Hidayatullah, M.Pd.I[1]
PENDAHULIAN
Penguatan Pendidikan
Karakter merupakan kelanjutan dari revitalisasi gerakan nasioanal pendidikan
karakter yang sudah digaungkan pada tahun 2010. Penguatan pendidikan karakter
dilaksanakan serentak secara nasional menjadi gerakan nasional karena melihat
dan memperhatikan fenomena di masyarakat Indonesia yang semakin jauh dari
nilai-nilai dan kepribadian serta jati diri sebagai bangsa dengan banyaknya
bermunculan kasus-kasus intoleransi dan kekerasan atas nama agama dan konflik
kepentingan yang mengancam kebhinekaan dan keutuhan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
Munculnya gerakan
separatis dan kekerasan dilingkungan pendidikan dan di masyarakat, kejahatan seksual,
tawuran pelajar, pergaulan bebas dan semakin maraknya penggunakan narkoba di
semua lapisan masyarakat.
Selain persoalan
penyimpangan perilaku pelajar dan masyarakat secara luas, menjadi persoalan
besar sebagai bangsa Indonesia adalah rendahnya Indeks prestasi pembangunan
manusia Indonesia sehingga menjadi tantangan besar dalam menghadapi persaingan
di pentas global, juga persoalan lemahnya fisik para pelajar Indoensia akibat
kurangnya olahraga, rendahnya rasa seni dan estetika serta pemahaman etika yang
belum terbentuk selama masa pendidikan.
Berdasarkan
persoalan-persoalan besar bangsa Indonesia tersebut, menjadi tugas semua elemen
bangsa, baik pemerintah, masyarakat dan semua pemangku dunia pendidikan dalam
membumikan pendidikan karakter di sekolah, menjadi sebuah gerakan nasional
sehinga bangsa Indonesia dapat menjadi bangsa yang maju dan bersaing ditingkat
global dengan menjadi maju bangsanya dan bahagia warganya.
Sekolah merupakan rumah kedua bagi peserta didik dalam
proses pembelajaran yang sebagaian besar waktunya dihabiskan di sekolah baik
melakukan kegiatan intra kurikuler, ko kurikuler maupun ekstrakurikuler.
Bagaimana peran sekolah dalam melaksanakan pendidikan karakter dapat menbentuk
peserta didik yang memiliki lima karakter utama, yaitu relijius, nasionalis,
mandiri, gotong royong dan integritas dapat berlangsung dengan baik dan
maksimal
Mengingat sebagian besar waktu peserta didik
dihabiskan di sekolah, untuk itu sekolah harus memiliki strategi yang tepat
dalam melaksanakan pendidikan karakter kepada peserta didiknya, sebagaimana
arahan menteri pendidikan dan kebudayaan yiatu bapak Muhadjir Effendy bahwa
pelaksanaan pendidikan karakter yang efektif dilaksanakan dengan sistem full
day school, yaitu peserta didik melaksanakan kegiatan pembelajaran satu hari
penuh di sekolah dengan diisi berbagai macam kegiatan yang mengarah kepada
penanaman dan pembisaan karakter pada setiap kegiatannya.
Wacana full day school sepertinya sudah hilang terbawa
isue-isue lain yang lebih hangat dan memakan energi yang besar, seperti isue
politik dan ekonomi, padahal kalau kita cermati dengan pemahaman yang mendalam,
banyak manfaatnya dalam melaksanakan pendidikan karakter yang efektif di
sekolah.
Untuk itu saya akan urun rembug dan berbagi pengalaman
bagaimana melaksanakan pendidikan karakter di tempat saya mengajar yaitu di SDN
Menteng 02 pagi Jakarta, semoga dapat memberi manfaat dan diambil sebagai pelajaran
untuk sahabat-sahabat saya di seluruh nusantara.
Sekilas tentang profil SDN Menteng 02 pagi yang beralamat
di Jl. Tegal No. 10 Menteng Jakarta Pusat. Memiliki 16 Rombongan belajar dengan
jumlah peserta didik 475 dan tenaga pendidik 25 serta tenaga kependidikan 5
orang. Sudah dari tahun 2013 melaksanakan kurikulum 2013, sekarang ditunjuk
oleh pemerintah menjadi sekolah model karakter.
MEMAHAMI MAKNA DAN KONSEP PENDIDIKAN
KARAKTER
Pendidikan karakter menurut Prof.
Suyanto, Ph.D dalam makalah Urgensi Pendidikan Karakter adalah pendidikan budi
pekerti plus, yaitu yang melibatkan aspek pengetahuan (cognitive),
perasaan (feeling), dan tindakan (action). tanpa ketiga aspek
ini, maka pendidikan karakter tidak akan efektif. Dengan pendidikan karakter
yang diterapkan secara sistematis dan berkelanjutan, seorang anak akan menjadi
cerdas emosinya. Kecerdasan emosi ini adalah bekal penting dalam mempersiapkan
anak menyongsong masa depan, karena seseorang akan lebih mudah dan berhasil
menghadapi segala macam tantangan kehidupan, termasuk tantangan untuk berhasil
secara akademis.
Penguatan Pendidikan Karakter
menurut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan adalah Gerakan pendidikan di sekolah untuk memperkuat
karakter siswa melalui harmonisasi olah hati (etik), olah
rasa (estetik), olah pikir
(literasi), dan olah raga
(kinestetik) dengan dukungan pelibatan
publik dan kerja sama antara
sekolah, keluarga, dan masyarakat yang merupakan bagian dari Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM).
Dari dua
pengertian pendidikan karakter di atas dapat ditarik benang merahnya adalah
pendidikan yang mengembangkan multi kecerdasan peserta didik dalam rangka
mempersiapkan peserta didik menyongsong masa depan yang lebih baik.
Penguatan pendidikan karakter dalam
pelaksanaannya mengacu, pertama pada Undang-undang No. 20 Tahun 2003 pasal 3
yaitu : “Pendidikan
nasional berfungsi mengembangkan kemampuan
dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.”
Kedua, Agenda Nawacita Presiden Joko
Widodo nomor 3, yaitu : “. Penguatan
revolusi karakter bangsa melalui budi pekerti dan pembangunan karakter peserta didik sebagai bagian dari revolusi mental”.
Ketiga, Trisakti, yaitu : “Mewujudkan
Generasi yang Berkepribadian dalam
Kebudayaan”.
Keempat, RPJM
2015-2019, yaitu : “Penguatan pendidikan karakter pada anak-anak usia sekolah pada semua jenjang
pendidikan untuk memperkuat nilai-nilai moral, akhlak, dan kepribadian peserta
didik dengan memperkuat pendidikan karakter yang terintegrasi ke dalam mata
pelajaran”
Kelima, Mempersiapkan Generasi Emas
2045
yang bertaqwa, nasionalis,
tangguh, mandiri, dan memiliki keunggulan bersaing secara global.
PELAKSANAAN PENDIDIKAN KARAKTER
Dalam melaksanakan pendidikan karater di sekolah perlu
adanya kerja sama semua komponen sekolah baik kepala sekolah sebagai pimpinan,
guru, peserta didik, orang tua maupun masyarakat pada umumnya, hal ini menjadi
modal awal yang baik dalam melaksanakan pendidikan karakter di sekolah.
Pelaksanaan pendidikan karakter selain terintegrasi
dalam proses pembelajaran di kelas dengan diperkuat keteladanan para guru dalam
pelaksanaannya juga dilaksanakan dalam semua kegiatan baik intra, ko dan ektra
kurikuler, seperti pembisaan-pembiasaan yang baik setiap hari dilaksanakan oleh
semua warga sekolah. Pembisaan-pembiasaan yang baik itu antara lain :
1.
Menyambut
kedatangan peserta didik di depan pintu gerbang oleh guru piket setiap hari,
dengan melaksanakan 5 S yaitu, sapa, senyum, salam, sopan dan santun sehingga
kondisi psikologis peserta didik sudah nyaman dan senang berada di lingkungan
sekolah
2.
Doa
bersama di lapangan
Setelah bel masuk berbunyi semua warga
sekolah berkumpul di lapangan untuk melaksanakan pembiasaan dengan diisi
kegiatan, menyanyikan lagu Indonesia Raya, lagu-lagu nasional dan daerah dan
Mars Menteng 02, doa bersama semua itu sebagai petugasnya di peserta didik,
apabila hari Jum’at ada tambahan tadarus surat-surat pendek dan hafalan asmaul
husna serta ada kultum dari peserta didik.
3.
Salat
zuhur berjama’ah dan salat Jum’at
Pelaksanaan salat zuhur berjama’ah dan
salat jum’at diikuti oleh peserta didik kelas 3 – 6, sebelum pelaksanaan salat
zuhur berjama’ah yang semua petugas dari mulai muazin, iqomat dan imamnya dari
peserta didik, juga dilaksanakan kultum bergantian dari peserta didik dari
kelas 4 – 6.
4.
Membentuk
Garda PPK (Penguatan Pendidikan Karakter)
Garda PPK adalah petugas yang memastikan
pelaksanaan pendidikan karakter berjalan baik di sekolah yang berasal dari
peserta didik kelas 4-6, setiap hari piket bergantian sebanyak 6 peserta didik
dengan tugas mengingatkan dan memberi contoh bagaimana menjaga kebersihan,
bersikap dan berbicara yang sopan dan santun terhadap teman dan guru serta
mencatat hal-hal yang kurang baik untuk dicarikan solusi bersama pada hari
berikutnya.
5.
Melalui
kegiatan ekstrakurikuler.
Kegiatan ekstrakurikuler di SDN Menteng 02
sangat banyak dan beragam yaitu, Marching Band, Marawis, Drama, Vokal, Karate,
silat, Taekwondo, futsal, badminton, Taman Pendidikan Al-Qur’an, UKS, PMR,
Dokcil, Basket, Biola. Setiap peserta didik diberi kebebasan untuk mengikuti
kegiatan tersebut sesuai dengan bakat dan minatnya masing-masing, sehingga akan
muncul bibit-bibit potensial dalam pengembangan bakat dan minat, terbukti sudah
banyak menorehkan prestasi baik nasional maupun internasional dalam kegiatan
ekstrakurikuler tersebut.
Waktu pelaksanaan ekstrakurikuler tersebut
dari Pukul 14.00 – 17.00. dengan jadwal dan kegiatan sudah terprogram oleh
sekolah dan dibawah pembinaan langsung para dewan guru.
PENUTUP
Dari gambaran pelaksanaan pendidikan karakter yang
dilaksanakan di SDN Menteng 02 Jakarta yang sudah melaksanakan full day school
sangat efektif dalam mewujudkan tujuan dan harapan pemerintah dalam
melaksanakan pendidikan karakter di sekolah.
Ini menjadi jawaban kita sebagai pendidik bahwa
pendidikan karakter di sekolah sangat efektif apabila melalui full day school
dengan menjalin kerja sama semua warga sekolah dalam mewujudkan pelaksanaan
pendidikan karakter tersebut.
[1] Guru Pendidikan Agama
Islam dan Budi Pekerti di SDN Menteng 02 Pagi Jakarta
[2] Baham Materi Bimtek Instruktur
Kota K.13 SD, Jakarta, 2017
Komentar
Posting Komentar
(Dimohon mengisi komentar demi perbaikan)